Tuesday, February 28, 2017

Transaksi Pameran IPEX 2017 Tembus Rp 5,9 Triliun

Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatatkan raihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan KPA (Kredit Pemilikan Apaprtemen) di atas target dalam ajang pameran perumahan Indonesia Property Expo (IPEX) 2017. Perumahan di kawasan Tangerang disebutkan paling banyak diminati oleh konsumen.

Pada acara yang digelar dalam rangka perayaan ulang tahun ke-67 ini, Bank BTN meraup potensi KPR sebesar Rp 5,9 triliun 2 kali lipat dari potensi KPR yang dibidik pada awal pembukaan sebesar Rp 5 triliun.

"Antusiasme masyarakat sangat tinggi selama pameran berlangsung, promosi yang kami lakukan, maupun properti yang dipamerkan menjadi faktor utama pencapaian tersebut dan sampai sore ini transaksi sudah mencapai Rp5,9 triliun,” ungkap Direktur Consumer Banking Bank BTN, Handayani, saat menutup acara IPEX, di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (19/2) petang.

Selama pesta KPR BTN yang digelar dari tanggal 11-19 Februari 2017, calon pembeli dimanjakan banyak kemudahan dan promosi, diantaranya bunga murah sebesar 4,67 persen fixed 1 tahun untuk KPR Non-Subsidi, kemudian bunga 5 persen fixed untuk KPR Subsidi. Masyarakat pun dapat menikmati fasilitas uang muka mulai 5 persen untuk KPR Non-Subsidi dan 1 persen untuk KPR Subsidi.

Dalam pameran ini, Bank BTN juga menawarkan jangka waktu kredit selama 25 tahun untuk KPR Non-Subsidi dan 20 tahun untuk KPR Subsidi. Selain itu Bank BTN menawarkan diskon 50 persen biaya administrasi dan provisi, diskon hingga 20 persen pada premi asuransi jiwa, sistem one hour approval, hingga fasilitas KPR bundling dengan kredit kendaraan bermotor serta furnitur untuk isi rumah.

Alhasil, 700 proyek properti dari 212 pengembang di seluruh Indonesia dibanjiri banyak permintaan, dari potensi kredit yang berhasil dicatatkan oleh 18 kantor cabang Bank BTN mayoritas pembeli menyerbu properti di wilayah Bekasi, disusul Tangerang dan Bogor. Dimana nilai permohonan KPR yang dicetak dari kantor BTN yang beroperasi di wilayah tersebut, masing-masing sebesar Rp 889 miliar, Rp 869 miliar, dan Rp 540 miliar.

Dari total pencapaian penyaluran KPR dalam IPEX 2017 yang mencapai RP 5,9 triliun, dengan total pengunjung sampai 750.000. Kontribusi KPR non subsidi masih paling dominan atau mencapai Rp 4,8 triliun, dibandingkan KPR subsidi menembus di atas Rp 501 miliar atau sekitar 10 persen. Pemohon KPR Bersubsidi mayoritas mengambil properti di wilayah Tangerang, Bekasi, dan Cibubur. Namun, wilayah Ciputat tercatat mendapatkan permohonan kredit yang melesat 3 kali lipat dari target awal atau mencapai Rp 7,3 miliar.

"Perumahan di kawasan Tangerang dan Bekasi masih menjadi favorit masyarakat, karena akses yang semakin mudah, sehingga tidak hanya untuk dihuni tapi bisa menjadi investasi,” kata Handayani.

Dengan kesuksesan IPEX yang digelar pada awal tahun ini, Bank yang sebelumnya bernama Bank Tabungan Pos ini optimistis bisa menembus target pangsa pasarnya di bisnis KPR yaitu sebesar 40 persen pada 2019 dari posisi saat ini sekitar 33,57 persen.

Monday, February 27, 2017

Rumah Subsidi Murah Dekat Stasiun "METRO PARUNG PANJANG"

Manfaatkan program subsidi dari pemerintah sebelum habis. Daripada anda mengontrak rumah, sebaiknya segera beli rumah.

Perumahan dengan akses terjangkau Kereta, dekat dengan BSD, dan kawasan sedang berkembang. Perumahan Metro Parung Panjang memiliki ± 500 unit Rumah Subsidi dengan type 30/60 di lahan seluas 6 hektar.

Harga Rp. 140jutaan, Angsuran Flat sampai lunas hanya dengan sukubunga 5%.

Metro PARUNG PANJANG memiliki keunggulan:

1. KRL Commuter Line rute Stasiun Parung Panjang – Serpong – Tanah Abang yang memiliki jarak tempuh hanya 45 menit menjadi tumpuan utama dalam mendukung segala aktifitas penghuninya.
2. Fasilitas Pendidikan Terdekat dari TK, SD, Madrasah, SMP, SMK, SMA, MAN hingga Sekolah Tinggi.
3. Kantor Polisi Sektor Parung Panjang, Kelurahan, Kecamatan, Pusat Belanja, Bank dan Pasar Tradisional Parung Panjang.
4. Di lingkungan yang banyak pengembang – pengembang besar dan dikelilingi oleh perumahan – perumahan elite.
5. Perumahan dengan harga paling terjangkau dan specifikasi bermutu dan sangat layak dikelasnya.
6. Lokasi yang sangat strategis yaitu hanya 1,5 KM ke Stasiun KRL Parung Panjang.

SPESIFIKASI:
- Type 30/60,
- Kamar tidur 2,
- Kamar mandi 1,
- Carport,
- Pondasi batu kali,
- Dinding batako plester, aci dan cat,
- Rangka atap baja ringan,
- Lantai keramik 30 x 30,
- Kusen,
- Daun pintu double triplek
- Plafon GRC
- Wc kloset jongkok,
- Listrik 1.300 w,
- Air sumur bor + pompa listrik.

Harga RP. 140.000.000,-
Booking Fee Rp.1.500.000,(B.Fee mengurangi total DP)
Uang Muka Rp. 7.000.000,-
Administrasi Rp. 15.000.000,-
BPHTB Rp. 4.000.000,-

Total DP RP. 26.000.000,- (sampai serah terima kunci) dan bisa dicicil 8x (8 Bulan)

ANGSURAN KPR:
Rp. 1.410.700/bulan Flat 10 tahun
Rp. 1.051.800/bulan Flat 15 tahun
Rp. 877.741/bulan Flat 20 tahun
Angsuran FLAT sampai dengan selesai jangka waktu kredit.

Untuk Informasi lebih lanjut, Survey dan pemesanan silahkan hubungi:
Bayu Untoro
087886383555

Tuesday, February 14, 2017

5 Kesalahan Terbesar Generasi Millenial Saat Atur Duit

Liputan6.com, Jakarta - Generasi millenial biasanya dibesarkan di era teknologi canggih dan dikenal sebagai generasi yang paling cepat belajar meskipun agak sedikit pemalas. Mereka yang berusia 20 hingga 30an di tahun ini termasuk dalam generasi ini.
Dibesarkan di era di mana fokusnya lebih kepada melindungi harga dirinya, generasi ini sering mengklaim bahwa diri mereka unik, khusus dan tidak ada orang yang seperti mereka. Padahal seperti diketahui, mereka ini justru generasi yang tidak terlalu mengerti bagaimana cara mengelola keuangannya secara baik.

Ada lima kesalahan terbesar paling umum yang sering dilakukan millenial dalam mengatur serta merencanakan keuangannya. Berikut ini kesalahan-kesalahannya seperti dilansir laman Forbes:

1. Prioritas belanja daripada menabung untuk pensiun.

Gaya hidup merupakan alasan utama orang-orang yang hidup di era ini, generasi ini biasanya saat mendapatkan uang justru lebih mementingkan belanja dan jika perlu berhutang untuk membeli sesuatu hal daripada harus menabung.
Karena merasa masih muda, mungkin wajar jika milenium kurang peduli dengan tabungan masa depan. Padahal ini adalah salah satu kesalahan dalam mengatur keuangan.
Seperti lebih memprioritaskan nongkrong di kafe dan menikmati secangkir kopi mahal dengan teman-temannya atau sekedar mencoba makanan baru di restoran agar disebut tak ketinggalan zaman.

2. Terlalu konservatif dalam berinvestasi.

Generasi millenial cenderung memiliki pengetahuan yang umum saat berinvestasi dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Selain itu generasi millenial lebih cenderung menyebut diri mereka investor yang konservatif walaupun memiliki waktu lebih lama dari generasi yang lebih tua.
Hal itu karena sebagian besar dari mereka mungkin menyaksikan fakta bahwa telah terjadi krisis pasar terbesar dalam beberapa tahun terakhir, bahkan mungkin melihat orang tuanya kehilangan pekerjaan dan kekayaan karena menurunnya pasar ekonomi.
Ya ini memang masuk akal, tapi perlu diketahui bahwa situasi pasar saham memang cenderung akan naik turun, terkadang juga sangat jatuh di tahun-tahun berikutnya.
Meskipun​ pasar saham merupakan tempat terbaik menginvestasikan uang Anda untuk pertumbuhan jangka panjang, ​tetap saja​ jangan gegabah memilih investasi model ini, carilah yang sesuai dengan kemampuan keuangan Anda.

3. Beralih ke kartu kredit untuk membeli kemewahan

Ini adalah konsep yang sama sekali baru bagi banyak orang muda, terutama bila di keluarga mempunyai penghasilan ganda yakni suami istri bekerja. Segala sesuatu yang ingin dibeli, pembayaran menggunakan kartu kredit.
Seperti membayar salon untuk sekedar manicure saja, menggunakan kartu kredit. Padahal jika memang tidak punya uang tunai, sebaiknya tunda saja keinginan itu dan Anda bisa memotong kuku sendiri di rumah tanpa harus berhutang lagi.
Jika ini terus terjadi dan dilakukan​, maka selama hidup Anda pun tidak akan pernah terbebas dari hutang, yang ada justru utang semakin bertambah, belum lagi jika gaji yang didapat hanya pas-pasan.

4. Boros uang sewa, Tidak memikirkan beli rumah

Ini merupakan salah satu kesalahan pengelolaan keuangan terbesar yang dilakukan generasi millenial. Daripada tinggal di kos-kosan yang sederhana, lebih memilih menyewa apartemen yang harganya jauh lebih mahal meskipun untuk membayarnya harus utang kartu kredit lagi.
Generasi ini kebanyakan menghabiskan uangnya untuk sewa kamar, rumah, atau apartemen yang sebenarnya tidak sesuai kemampuan. Sebaiknya, pikir ulang agar uang sewa tempat tinggal tidak melebihi batas kemampuan.
Jangan sampai uang sewa memakan lebih dari 50 prsen persen penghasilan bulanan Anda, ini terlalu mahal. Anda juga harus bisa menyimpan sebagian uang untuk dana darurat yang sewaktu-waktu dibutuhkan.

5. Menunda proses pendewasaan diri

Statistik menunjukkan bahwa generasi milenium pada umumnya sering menunda beberapa tonggak kehidupan yang terkait dengan pendewasaan, seperti pernikahan, memiliki anak atau membeli rumah.
Kebanyakan justru berpikir untuk menikmati kebebasan dan tidak ingin mengambil resiko seperti gagal berbisnis a​tau gagal berumahtangga.
Sebenarnya sah-sah saja, namun kembali lagi, dengan melakukan hal itu yang ada justru masa muda pun terlewati sia-sia dan uang semakin banyak habis karena lebih mementingkan diri sendiri.
Ketika membuat keputusan keuangan untuk diri sendiri, mulai dari sesuatu yang kecil saja seperti membeli kopi di Starbucks Anda sudah menjadi orang yang boros, sebaiknya hentikan kebiasaan yang tidak baik dan segera buat keputusan yang bisa menguntungkan untuk masa depan Anda.​

Sumber : http://m.liputan6.com/bisnis/read/2856397/5-kesalahan-terbesar-generasi-millenial-saat-atur-duit